Monexnews - Harga minyak naik di sesi Asia setelah tentara revolusi menculik Perdana Menteri Libya Ali Zaidan. Investor khawatir penculikan dapat mengganggu negara anggota OPEC tersebut untuk memulihkan kembali produksi minyaknya seiring meningkatnya resiko politik. Tentara revolusi tersebut merupakan tentara sewaan pemerintah untuk menjamin keamanan di Tripoli; namun mereka sepertinya ingin membalas tindakan AS yang telah menangkap salah satu petinggi Al-Qaeda, Abu Anas al-Liby. Tentara tersebut kecewa setelah mengetahui bahwa pemerintah Libya bekerja sama dengan pemerintah AS untuk menangkap al-Liby. Libya memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika dan merupakan salah satu anggota OPEC. Output minyak Libya telah anjlok ke level rendah 150.000 barel pada bulan September; jauh berbeda dari output 1,4 juta barel pada bulan April. Pemerintah Libya telah berusaha memulihkan produksi minyak yang sering terganggu oleh penyerangan pemberontak terhadap pipa minyak dan juga fasilitas kilang.
Search