Harga minyak melesat lebih tinggi pada awal perdagangan hari Senin (16/9) ke level $63.25 per barel seiring pasar yang merespon adanya serangan di fasilitas minyak milik Arab Saudi pada hari Sabtu yang menghasilkan setara dengan 5% suplai global.
Arab Saudi, yang merupakan eksportir minyak terbesar di dunia dan serangan terhadap fasilitas pemrosesan milik perusahaam BUMN Arab Saudi yaitu ARAMCO di Abqaiq dan Khurais telah mengurangi produksi sebesar 5.7 juta barel per hari. Sejauh ini perusahaan belum memberikan batas waktu untuk dimulainya kembali produksi secara penuh.
Seorang narasumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa untuk mengembalikan produksi ke tingkat penuhhnya mungkin bisa memakan waktu berminggu-minggu, bukan berhari-hari.
Ekspor minyak Arab Saudi akan berlanjut seperti biasa pada pekan ini karena kerajaan memanfaatkan cadangan dari fasilitas penyimpanannya yang besar, ungkap seorang narasumber tentang perkembangan pasca ledakan tersebut kepada Reuters.
Sementara itu dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia telah menyetujui untuk mengeluarkan minyak dari cadangan minyak strategis AS jika diperlukan dalam jumlah yang ditentukan untuk menstabilkan suplai dan harga minyak mentah.
(fsyl)
Lihat Disclaimer