Monexnews -
Pound mencapai level tertinggi dalam dua pekan terhadap euro hanya 21 hari sebelum voting Skotlandia atas apakah negara tersebut akan menjadi merdeka dari Inggris atau tidak, pergerakan harga menunjukkan bahwa investor mengabaikan kekhawatiran atas keputusan yang akan melukai mata uang Inggris. Sterling merupakan satu-satunya dari indeks Group 10 mata uang utama yang pergerakan volatilitasnya turun pada bulan lalu, walaupun dollar juga melemah. Debat atas Skotlandia yang sudah selama 307 tahun berada di bawah kesatuan kerajaan Inggris telah mendominasi pound, dengan semua dari tiga partai politik Inggris mengatakan bahwa negara baru yang merdeka tidak dapat menggunakan sterling. Namun para nasionalis Skotlandia hanya anggap itu gertakan saja. "Saya tidak akan menempatkan Pound menguat sebesar 0.2% menjadi 0.7950 per euro pada pukul 22.49 wib, setelah menyentuh 0.7938, itu adalah level terkuat sejak 13 Agustus. Sterling hanya sedikit berubah di $1.6580. Sterling kemarin menguat sebesar 0.2% setelah turun ke $1.6501 pada tanggal 25 Agustus, yang mana itu adalah level terendah sejak 25 Maret. Standard Bank prediksi bahwa pound akan menguat sebesar 5.7% menjadi 0.75 per euro pada tahun depan, kata Barrow. Sterling turun sebesar 1.3% pada bulan lalu, berdasarkan Bloomberg Correlation-Weighted yang mengikuti pergerakan 10 mata uang negara maju. Sterling telah menguat sebesar 7.6% pada tahun lalu, menjadi mata uang dengan kinerja terbaik kedua setelah dollar Selandia Baru.
(fsyl)
Search